Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Minggu, 18 Juni 2017

Antiknya Pasar Beringharjo

ANTIKNYA PASAR BERINGHARJO
Oleh: Desti Balqis Alimah Salsabila
 
Pasar adalah tempat umum di mana bertemunya penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli melakukan transaksi secara langsung. Di pasar tradisional, biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan pasar tradisional biasanya terdiri atas kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual atau suatu pengelola pasar. Pasar biasanya menjual berbagai kebutuhan  sehari-sehari. Misal, bahan pangan, pakaian, alat elektronik, alat rumah tangga, dan masih banyak lainnya. Pasar tradisional masih banyak ditemui di Indonesia dan umumnya berada di dekat pemukiman warga agar warga dapat berbelanja dengan mudah. Contoh pasar yang legendaris adalah Pasar Beringharjo di Yogyakarta, Pasar Klewer di Solo, dan Pasar Johar di Semarang. Alangkah baiknya melestarikan pasar tradisional di Indonesia karena merupakan budaya Indonesia. Pasar tradisional di Indonesia saat ini mencoba untuk bertahan dari serangan pasar modern.
Pasar Beringharjo adalah pasar tradisional di Yogyakarta yang patut dikunjungi. Pasar Beringharjo sudah menjadi pusat perekonomian selama ratusan tahun dan memiliki makna filosofis. Wilayah Pasar Beringharjo awalnya merupakan hutan beringin. Namun, setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, wilayah itu mulai dijadikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat transaksi  memiliki bangunan permanen dan diberi nama Pasar Beringharjo. Arti dari nama Beringharjo adalah tempat yang awalnya beringin (bering) yang harapannya akan menjadi kesejahteraan (harjo). Nama tersebut diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Seperti pasar-pasar tradisional lainnya, Pasar Beringharjo memiliki sejarah tersendiri. Oleh karena itu, Pasar Beringharjo memiliki nilai historis.
Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jenderal Ahman Yani nomor 16, Yogyakarta. Ada banyak barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo. Seperti pakaian, obat-obatan, dan  makanan. Ada juga budaya tradisional Yogyakarta. Contohnya batik, baju adat, jamu, rempah-rempah, dan mainan tradisional. Selain itu, Pasar Beringharjo menjual berbagai barang antik dan impor bekas yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.
Pasar Beringharjo memiliki ciri khas bangunan yang dapat dilihat pada bangunannya yang merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial dan tradisional Jawa. Pasar Beringharjo terdiri dari dua bangunan yang terpisah yaitu bagian barat dan bagian timur. Bangunan utama terletak di bagian barat. Bagian barat terdiri dari dua lantai. Sementara gedung bagian timur terdiri dari tiga lantai. Pintu utama ini bertuliskan Pasar Beringharjo dengan tulisan aksara Jawa. Pintu utama ini berhubungan langsung dengan jalan utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur.
Jika ingin mencari makanan, maka berkunjunglah ke bagian depan dan belakang Pasar Beringharjo. Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk membeli aneka jajanan pasar. Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual makanan yang dapat tahan lama. Adapula makanan-makanan tradisional seperti yangko, geplak, peyek tupuk, ampyang, kipo, getuk, tiwul, gatot, ceni, dan jadah tempe.
Pasar Beringharjo juga tempat yang tepat jika ingin membeli batik. Hal itu karena Pasar Beringharjo memiliki koleksi batik yang lengkap. Mulai dari batik kain maupun sudah jadi, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu sampai jutaan dapat dijumpai di pasar tertua Yogyakarta ini. Jika mencari kain batik, dapat dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik ada di seluruh pasar bagian barat. Selain itu, di los pasar bagian barat juga tersedia pakaian surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik. Sementara sandal dan tas dengan harga yang murah ada di sekitar eskalator pasar bagian barat. Di lantai dua pasar bagian timur, di sana tempat menjual berbagai jamu, obat, dan rempah-rempah. Tak heran jika kita akan mencium bau jejamuan. Naik ke lantai tiga bagiantimur, dapat dijumpai berbagai barang antik. Mulai dari mesin ketik sampai helm buatan tahun 60-an. Barang-barag impor bekas mancanegara seperti tas dan sepatu bekas juga dapat ditemui di sana. Jadi, Pasar Beringharjo adalah pasar yang memiliki makna historis dan terdapat berbagai barang yang dijual di sana. Pasar Beringharjo harus kita lestarikan keberadaannya.
Galeri:

Candi Prambanan dengan Legenda Uniknya

CANDI PRAMBANAN
Oleh: Desti Balqis Alimah Salsabila



Latar Belakang:
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma (dewa pencipta), Wishnu (dewa pemelihara), dan Siwa (dewa pemusnah).
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten. Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu candi terindah di Asia Tenggara.

Sejarah: 

Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun pleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad ke-9. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargrha” untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah ini ditambah dengan terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya Gunung Merapi menjadikan beberapa bagian Candi Prambanan runtuh sehingga, tinggal puing-puing batu yang berserakan. 
Selain itu, terdapat Legenda Roro Jonggrang yang menceritakan asal mula terbentuknya Candi Prambanan. Berikut adalah Legenda Roro Jonggrang:
Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteram dan damai. Kemudian, Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso. 
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.Esok harinya, Bondowoso mendekati Roro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang. Roro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Roro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.“Bagaimana, Roro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Roro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Roro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Roro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!” Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah. Sementara itu, diam-diam Roro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Roro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Roro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing. Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin. Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Roro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Roro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Roro Jonggrang. Ajaib! Roro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Roro Jonggrang.

Dampak ekonomi sosial dan budaya Candi Prambanan:
Lingkungan candi prambanan  dijadikan sebagai lapangan pekerjaan oleh masyarakat sekitar seperti berjualan cinderamata, pemandu wisata, dan jasa supir bus/travel. Selain itu dampak ekonominya juga menambah pendapatan daerah dan memicu pembangunan perekonomian.Dampak budaya terhadap lingkungan sekitar yaitu masyarakat sekitar rutin memberi sesaji dan persembahan sendra tari Ramayana. Budaya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Komplek Candi Prambanan masih terjaga. Dampak negatif ekonomi adalah banyak pedagang yang berjualan di sekitar Kompleks Candi Prambanan tanpa meminta ijin pada pihak berwajib terlebih dahulu, ada beberapa pengunjung yang terganggu saat ditawari barang dagangan oleh pedagang.

Cara mengatasi dampak ekonomi sosial dan budaya:

·     Memberi sanksi kepada pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar sekitar Candi prambanan.
·    Memberi fasilitas-fasilitas untuk pengunjung agar lebih tertarik untuk datang dan mempelajari Candi Prambanan. Contohnya adalah toilet, mushola, taman bermain, restoran, dan lain-lain.
·        Melestarikan budaya-budaya Candi Prambanan, contohnya sendra tari Ramayana.
·     Memberikan pelayanan yang baik terhadap para pengunjung Candi Prambanan, baik pengunjung lokal maupun mancanegara.
·       Tidak merusak properti apa pun yang ada di Candi Prambanan.